Khutbah Jum’at Masjid Nabawi 26/7/1436 H
Oleh : Asy-Syaikh Abdul Baari Ats-Tsubaiti hafizohulloh
Khutbah Pertama :
Segala puji bagi Allah, segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kita berbagai kebaikan, yang menyeru kepada saling tolong menolong. Aku memujiNya subhaanahu dan aku bersyukur kepadanya di pagi dan petang. Dan aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah tiada sekutu bagiNya, Ia telah menciptakan kita, memberi rizki kepada kita dan menjadikan kita umat yang terbaik. Dan aku bersaksi bahwasanya pemimpin kita dan nabi kita Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya, nabi yang termulia dan teladan yang terbaik. Semoga shalawat tercurahkan kepadanya dan kepada keluarganya serta seluruh sahabatnya yang merupakan teladan yang terbaik.
Amma ba’du, aku wasiatkan kepada kalian dan kepada diriku untuk bertakwa kepada Allah. Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr : 18)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tolonglah saudaramu tatkala ia berbuat zolim atau tatkala dizolimi”. Maka ada seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, aku menolongnya jika ia dizolimi, bagaimana menurutmu jika ia yang berbuat zolim, bagaimana cara menolongnya?”. Nabi berkata, “Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezoliman, maka itu adalah bentuk menolongnya” (HR Al-Bukhari)
Menolong saudara adalah tanda keimanan, alamat akan benarnya Islam seseorang. Dari Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai diantara mereka, saling menyayangi, saling mengasihi, seperti satu jasad, jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh jasad yang lain akan menyeru ikut kesakitan dan tidak bisa tidur” (HR Muslim), dan Nabi juga bersabda “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan”, lalu Nabi menyela jari-jari tangan yang satu ke jari-jari tangan yang lain (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan jika sebuah umat menolong yang terzolimi, mengambil tangan pelaku kezoliman lalu mencegahnya dari kezoliman maka umat tersebut selamat dari hukuman Allah. Allah berfirman :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢٥)
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. (QS Al-Anfaal : 25)
Barangsiapa yang menolong yang terzolimi maka Allah akan menolongnya, dan Allah akan meyiapkan baginya orang yang akan menolongnya di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ نَصَرَ أَخَاهُ بِظَهْرِ الْغَيْبِ نَصَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Barangsiapa yang menolong saudaranya –tanpa kehadiran saudaranya tersebut- maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat’ (HR Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih)
Menolong adalah bentuk persekutuan Islami dan saling bahu-membahu yang imani, dan ia merupakan kekuatan bagi kaum muslimin serta kemuliaan bagi kaum mukminin. Membangungkan semangat dari tidurnya dan menyatukan kaum muslimin dalam satu saf dalam satu urusan dan satu tujuan disertai kemuliaan dan pengorbanan sehingga
تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ
“Dengannya kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian” (Qs Al-Anfaal : 60)
Menolong adalah kewajiban agama, serta kebutuhan urgen duniawi, sungguh kezoliman telah tertujukan kepada Islam, makar rencana jahat diarahkan kepada Islam, dan ini merupakan fenomena zaman ini dengan bentuknya yang banyak dan beragam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.”
Jika sikap menolong melemah diantara kaum muslimin maka musuh akan menguasai, dan akan semakin keras hantaman musuh dan semakin belanjut kezoliman mereka serta menyiksa kaum muslimin, membinasakan orang-orang yang tenteram, menghinakan para ahli tauhid, merampas negeri, dan menjatuhkan harga diri.
Sesungguhnya kerusakan yang besar dan fitnah yang menyala-nyala di negeri-negeri kaum musliimin asalnya adalah karena kurang dalam menerapkan sikap menolong. Allah berfirman :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (٧٣)
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS Al-Anfaal : 73)
Telah datang larangan dari sikap meninggalkan seorang muslim yang membutuhkan bantuan dan sikap berlepas diri dari menolongnya dan mendukungnya. Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, ia tidak menzoliminya dan tidak meninggalkannya (tatkala butuh bantuannya)”
Nabi juga berkata :
لَقَدْ شَهِدْتُ مع عمومتي حلف المطيبين فما أُحِبُّ أَنَّ لِي حُمْرَ النَّعَمِ وإني أنكثه
“Sungguh aku bersama paman-pamanku telah menghadiri perjanjian muthoyyabin, dan aku tidak suka jika aku diberi onta merah sementara aku melanggarnya”
Dalam hadits ini ada isyarat tentang persekutuan al-fudul dalam rangka menolong orang yang dizolimi.
Barangsiapa yang malas dalam menjulurkan tangannya untuk segera menolong orang yang dizolimi maka ia akan terhinakan di dunia serta akan merugi di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا عِنْدَ مَوْطِنٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ
“Dan tidaklah seseorang meninggalkan saudaranya sesama muslim pada kondisi kehormatannya sedang dilanggar dan direndahkan harga dirinya kecuali Allah akan meninggalkannya pada kondisi dimana ia ingin ditolong. Dan tidaklah seseorang menolong seorang muslim pada saat harga dirinya direndahkan dan kehormatannya dilanggar kecuali Allah akan menolongnya pada kondisi dimana ia ingin ditolong”
Dan jika umat diuji dengan para lelaki yang tidak jelas yang bersekutu dengan musuh umatnya, dan menghunuskan pedang pengkhianatan terhadap saudara setanah airnya, menanam bibit fitnah, memudahkan terjadinya kudeta serta kekacauan karena rakus terhadap kekuasaan, untuk meraih medali kehinaan dan kerendahan, meskipun dengan mengorbankan tengkorak-tengkorak rakyat yang tidak berdosa, dan mayat-mayat anak-anak. Maka bagaimana masyarakat merasa aman dari tipu daya berasal dari suku mereka sendiri, yang telah telah berkhianat terhadap negerinya, dan meminta pertolongan dari para pembela kebatilan untuk menyerang kaumnya sendiri dan negeri tetangganya ?
Dan pihak yang lain berusaha menggiris rakyatnya, membunuh dan menghancurkan penduduk negerinya dengan bom-bom yang membakar, dan bahan-bahan peledak, gas-gas beracun di pagar manusia yang sabar dan enggan.
Dan sepotong tanah Ghaza yang menderita akibat pengepungan yang zolim dan makar yang kejam, dimana kezoliman telah mencapai puncaknya, dengan menghalangi seluruh sarana dan prasarana kehidupan baik makanan dan minuman serta obat-obatan.
Peristiwa-peristiwa terjadi sebagai ujian bagi jiwa-jiwa, untuk memurnikan saf-saf, agar Allah mengetahui siapakah yang menolong yang dizolimi dan menolak pelaku kezoliman serta siapakah yang berpegang teguh dengan kebenaran dalam menghadapi kebatilan. Allah berfirman :
وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. (QS Al-Hadid : 25)
Membela orang-orang yang lemah harus ditegakan, menolong mereka adalah suatu kewajiban. Dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia mereka adalah bagian dari tubuh umat yang besar, dan dengan hukum persaudaraan sesama Islam maka mereka memiliki hak untuk ditolong dan dibantu.
Diantara bentuk pertolongan adalah perhatian terhadap kondisi mereka serta membantu mereka dengan segala bentuk unsur kekuatan dan sarana pertahanan, untuk memperkuat yang lemah dan menjaga agama, kehormatan, jiwa, dan negeri, serta menghibur mereka dengan bantuan harta dan materi, menolong jiwa yang teraniaya, dan mengembalikan harapan.
Sang sahabat yang mulia Utsman bin Affaan radhiallahu ‘anhu merupakan contoh yang patut ditiru, teladan dalam menolong kaum muslimin dengan harta. Ia datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa 1000 dinar lalu ia letakan di pangkuan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia menggali sumur Ruumah untuk kaum mukminin tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ حَفَرَ بِئْرَ رُوْمَةَ فَلَهُ الْجَنَّةُ
“Barangsiapa yang menggali sumur Ruumah maka baginya surga”
Dan Utsman juga telah berinfak untuk mempersiapkan pasukan perang Tabuk.
Dan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Khodijah radhiallahu ‘anha sungguh telah menghibur dan menolong Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan seluruh hartanya.
Dan diantara bentuk menolong adalah jangan sampai seorang muslim menjadi penolong bagi pelaku kezoliman yang menzolimi saudaranya sesama muslim. Allah berfirman :
وَلا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka (QS Huud : 113)
Diantara bentuk pertolongan adalah memboikot barang-barang dagangan musuh dan orang yang membantu musuh dan membiayai mereka baik bantuan spiritual maupun pemikiran, serta bekerjasama dengan musuh. Pemboikotan merupakan senjata yang manjur dan berpengaruh, tentunya dijalankan dengan kaidah-kaidah pemboikotan yang syar’i, sehingga memberikan pelajaran bagi musuh, dan dengan hal ini umat akan tetap kokoh dihadapan orang yang menghendaki keburukan bagi mereka.
Adapun pertolongan terhadap akidah adalah dengan menjelaskan pokok-pokok akidah dan pemahamannya, serta membantah syubhat-syubhat, menjelaskan bahaya bid’ah dan manhajnya sekte-sekte yang menyimpang, yang dimana musuh menemukan pada firqoh-firqoh tersebut apa yang mereka cari. Maka musuhpun bersekutu dengan mereka, dan firqoh-firqoh tersebut dikembangkan oleh musuh di tengah-tengah umat Islam, musuh menyetirnya sesuka hati untuk menggoncang stabilitas keamanan dan mengobarkan kekacauan, merampas umat ini, merampas kepemilikan umat, dan mematikan kekuatannya, dan agar umat terpuruk di bagian belakang, disetir dan tidak menyetir, mengikuti dan bukan menjadi yang diikuti.
Hendaknya menolong juga melalui media, semua orang melihat dan mendengar bagaimana peran media yang dengki dalam menghapus fakta kebenaran dan mencemarkan agama serta mengingkari hak-hak kaum muslimin, sampai-sampai menuduh seluruh perilaku yang buruk kepada kaum muslimin. Media menggambarkan bahwa kaum muslimin adalah para pembunuh dan para penghisap darah, dan seorang yang membela negerinya dan kehormatannya dituduh sebagai teroris, media menjadikan para pembunuh dan para penjahat sebagai teman pembawa keselamatan, menjadikan penyerang dan penjajah sebagai kelompok yang membela dan mencegah.
Pertolongan melalui media adalah dengan menjelaskan kezoliman pelaku kezoliman, mengumbar perbuatan-perbuatannya, dan menjelaskan hakekatnya, dan hiasan kebatilannya. Dengan mewujudkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan. Dan dampak dari penjelasan dalam beberapa kondisi lebih kuat dan lebih menggigit dari pada sayatan pedang. Ceramah itu memiliki kekuatan tersendiri, dan gambar/clip memiliki dampak tersendiri, tulisan juga memilik panah yang kuat, dan sya’ir memiliki kekuatan tersendiri. Aisyah radhiallahu ‘anhaa berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Hassaan –bin Tsabit- radhiallahu ‘anhu :
إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ لاَ يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
“Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) terus menguatkanmu selama engkau membela Allah dan RasulNya”
Dan pertolongan juga hendaknya pada permasalahan-permasalahan umat dengan memberi pengarahan kepada mereka dan membela umat, serta membongkar racun yang dihembuskan oleh para gembong kejahatan, mengungkap rencana-rencana jahat mereka dan menjelaskan tentang manhaj mereka melalui seluruh sarana, setiap pertemuan dan kesempatan-kesempatan. Allah berfirman :
وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ (٥٥)
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (QS Al-An’aam : 55)
Dan menolong juga melalui doa, ia adalah senjata segala urusan dan obat dari kesulitan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menolong orang-orang yang terzolimi dengan doa dalam qunut beliau.
Bersandar kepada Allah di tengah cobaan, menguatkan hubungan kepada Allah tatkala genting merupakan ciri seorang mukmin. Allah berfirman :
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ (٩)فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ (١٠)فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ (١١)وَفَجَّرْنَا الأرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ (١٢)
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, Maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan Dia sudah pernah diberi ancaman). Maka Dia mengadu kepada Tuhannya: “Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).” Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, Maka bertemu- lah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. (QS Al-Qomar : 9-12)
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dalam al-Qur’an al-Azhim, dan semoga Allah menjadikan aku dan kalian bisa mengambil manfaat dari ayat-ayatnya dan adz-dzikr al-hakim. Aku menyampaikan perkataanku ini, dan aku memohon ampunan kepada Allah yang maha agung bagiku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin dari segala dosa, maka mohonlah ampunan kepadaNya, sesungguhnya ia maha pengampun lagi maha penyayang.
Khutbah Kedua :
Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Dan aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tiada sekutu bagiNya, Tuhannya orang-orang terdahulu dan yang terakhir. Dan aku bersaksi bahwasanya pemimpin kita, nabi kita Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya, pemimpin orang-orang yang bertakwa, semoga Allah mencurahkan shalawat kepada beliau, keluarga beliau dan seluruh sahabat beliau.
Amma ba’du, aku washiatkan kepada kalian dan kepada diriku untuk bertakwa kepada Allah, Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ (١١٩)
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS At-Taubah : 119)
Pertolongan yang bermanfaat yang dengannya terwujudkan dampak positifnya dan terhilangkan kesulitan, adalah pertolongan yang terus menerus dan berkesinambungan yang tidak terputus talinya dan tidak terhenti bantuannya, sehingga kita tidak terkena kekalahan karena semangat yang sementara dan kelemahan yang menghalangi tercapainya target. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّتْ
“Amalan yang paing dicintai oleh Allah adalah yang paling berkesinambungan meskipun sedikit”
Bisa jadi pelaku kebatilan berhasil untuk bersatu dalam satu kompi, akan tetapi ini hanyalah lahiriahnya saja, adapun hakikatnya maka ini adalah persatuan yang dibangun di atas kepentingan yang berbeda-beda, hati dan nafsu mereka tercerai berai, dan akan terungkap perseteruan dan perpecahan diantara mereka, tirai tipuan akan tersingkap, lalu leburlah kebatilan mereka dan terpecahkan perkumpulan mereka.
بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى
Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. (QS Al-Hasyr : 14)
Di akhir zaman kaum muslimin akan ditolong oleh batu dan pohon, ia berkata ; “Wahai Muslim, wahai Abdullah, ini ada seorang yahudi di belakangku, kemarilah bunuhlah ia”. Dan perkataan batu dan pohon termasuk tanda-tanda hari kiamat.
Allah berfirman :
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa (QS Al-Hajj : 40)
Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com